Love is Cycle


By : @Kiddoyeoja

Cast :

Kim Myungsoo

Park Jiyeon

Genre : Romance, Fluff, Angst

Rate : PG-14

Length : 1400>word (Ficlet)

Poster by Primavera@hagfamily

 A/N: Annyeong! ini ff lama sih. ff terbarunya masih belom selesai. jadi ngepost ini dulu deh:DD ff ini pernah di publish disini

 

 love-is-cycle

 

 

 

 

 

 

“Love is like a wheel that keeps spinning”


 

 

 

 

 

 

 

 

When you love, you get hurt.

 

Jatuh cinta sangatlah manis dan indah bagi Kim Myungsoo. Tidak. Bukan hanya bagi Kim Myungsoo. Namun juga bagi semua orang. Dimana ia selalu mendapat pesan di pagi hari yang berisi ‘Selamat pagi Myungie’. Dan juga yang mengingatkannya untuk tidak telat makan. Segala perhatian yang menurutnya sangat romantis. Semua terasa manis ketika jatuh cinta.

Oh dan satu hal lagi yang paling manis. Hari itu matahari cukup menyengat ke kulit. Myungsoo mengajak Jiyeon untuk pergi ke kedai Ice cream. Jiyeon memesan rasa Choco vanilla sedang Myungsoo memesan rasa Vanilla. Manis dan dinginnya Ice cream menyesap ke lidahnya. Terasa manis dan nikmat. Hari itu mereka menikmati Ice cream disertai obrolan hangat mereka.

“Jiyeoniee aaaa” Myungsoo membuka mulutnya. Menandakan ia ingin disuapi Ice cream milik Jiyeon.

Jiyeon menjulurkan lidah lalu berkata “Makan saja punyamu sendiri”

Myungsoo mendecak sebal. Gadisnya ini sangat tidak romantis. Dan terlebih ia sangat kekanakan. Lihat saja ia tak henti-henti menyuapkan sendok demi sendok ice cream ke mulutnya.

“Yak pelan-pelan ice cream nya tak akan akan kemana-mana”

Jiyeon menatap Myungsoo sejenak lalu bergumam dengan mulut penuh. “Kau tak suka?”

“Aku hanya tak ingin kau tersedak nantinya”

Jiyeon memasukan sesendok ice cream ke dalam mulutnya. Namun tersisa sedikit di ujung bibirnya. Myungsoo mengulurkan tangannya hendak membersihkannya. Namun ia segera menurunkan tangannya dan mengganti dengan bibirnya. Mata Jiyeon seketika membulat kaget. Myungsoo membersihkan ice cream dari bibir Jiyeon. Dan mengambil kesempatan itu untuk mengecup bibirnya. Lalu menjauhkan kembali bibirnya dari bibir gadisnya.

“Makan ice cream dari bibirmu sangat nikmat ya” ujar Myungsoo sedikit terkekeh.

“Yak! Kim Myungsoo kau mau mati!” Pekik Jiyeon

Hari itu salah satu hari paling manis bagi Kim Myungsoo. Cinta itu manis. Semanis ice cream di bibir Jiyeon.

Namun semua yang terasa manis itu hanya sementara. Keindahan cinta itu telah sirna. Matahari cerah telah pergi. Tergantikan dengan awan gelap. Rasa bahagia itu telah menghilang. Dan rasa sakit mulai menyerangnya.

Siang itu Kim Myungsoo berjalan di koridor kampus mencari gadisnya. Ia bersiap memberikan hadiah yang gadis itu inginkan selama ini. Hatinya menggebu. Tak sabar melihat bagaimana wajah cantik itu kegirangan. Ia berjalan menuju halaman belakang sekolah. Terlihat siluet gadis itu di bawah pohon. Myungsoo melambaikan tangan dan membuka mulut untuk memanggilnya. Namun belum sempat ia mengeluarkan suara ia melihat sebuah tangan kekar merangkul gadisnya dari belakang. Ia tahu betul siapa pemilik tangan kekar itu. Dia Choi Minho -mantan kekasih Jiyeon.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

When you get hurt, you hate.

 

 

Myungsoo melangkah mendekati mereka berdua saat Choi Minho mengecup pipi Jiyeon dengan sayang. Myungsoo merasa muak melihatnya. Jiyeon sedikit terkejut dan melepaskan rangkulan Minho.

“Myungsoo-ya aku bisa jelaskan ini tidak se-”

“Kita akhiri disini” ujar Myungsoo sambil menatap tajam gadisnya. Tak membiarkan gadis itu menjelaskan apapun.

Karena Myungsoo sudah sangat membenci.

Mwo?” Jiyeon tertegun dengan keputusan Myungsoo.

Sedangkan Minho hanya menatap mereka berdua dengan bisu. Myungsoo berbalik pergi meninggalkan mereka berdua. Jantungnya berdenyut nyeri. Gadis itu yang membuatnya seperti ini. Rasanya sesak dan ia sulit bernafas.

Jiyeonie kau jahat sekali.

 

 

 

***

 

 

 

 

 

 

 

 

 

When you hate, you try to forget.

 

 

 

 

 

 

 

Hari Myungsoo menjadi semakin buruk semenjak tak gadis itu disisinya. Semua terasa sulit melakukan sendiri. Karena ia sudah terbiasa dengan kehadiran gadis itu. Tak ada lagi ucapan selamat pagi ketika ia bangun. Tak ada lagi yang mengingatkannya untuk makan. Tak ada kecupan. Tak ada rangkulan. Tak pelukan hangat.

Yang ada kini ia mencoba untuk melupakan.

Melupakan adalah yang paling tepat untuk saat ini. Namun sangat sulit untuk di lakukan.

Sulit karena di apartemen yang ia tempati terlalu banyak kenangan akan gadis itu. Terlalu banyak yang berbau gadis itu. Yang membuatnya tak bisa melupakan gadis itu. Maka dari itu ia memutuskan untuk pindah.

Pindah ke London dan meneruskan kuliahnya disana. Mencari sesuatu yang baru. Yang jauh dari apapun yang berbau gadis itu. Untuk melupakannya.

Pagi itu Myungsoo duduk memainkan ponselnya di Incheon International Airport. Tak lama terdengar pengumuman bahwa pesawatnya telah siap. Ia berdiri menarik koper besarnya. Sebelum melangkah ia kembali melihat ke belakang. Menatap sekitar bandara. Ia menutup matanya sejenak. Merasakan hiruk pikuk di bandara. Ia membuka mata dan berguman pelan “Selamat tinggal Korea”

Dan selamat tinggal Park Jiyeon.

 

***

 

 

 

 

 

When you try to forget, you start missing.

 

 

 

 

2 tahun sudah Kim Myungsoo tinggal di London lebih tepatnya di Oxford. Ia telah menyelesaikan kuliahnya. Dan hari ini ia akan segera kembali ke tempat kelahirannya -Seoul. Selama di London semuanya berjalan sangat lambat dan membosankan. Myungsoo hanya memfokuskan dirinya pada Lukisan. Yup! Myungsoo adalah seorang pelukis kini. Lukisannya sudah terpajang di beberapa musium di London.

Kini ia sudah siap untuk kembali ke Korea yang ia rindukan. Banyak hal yang ia rindukan ketika ia di London. Hingga kini jantungnya terasa bedebar saat turun dari pesawat.

Myungsoo menarik kopernya dengan santai. Ia telah sampai di bandara Incheon. Menikmati keramaian orang yang berlalu lalang. Ia menghirup udara dalam. Memasukanya ke rongga hidungnya. Mengisi paru-parunya dengan oksigen. Udara yang ia rindukan.

Ia menatap ke sekeliling. Bandara Incheon masih sama seperti dua tahun yang lalu. Tak ada perubahan. Tak sengaja matanya menatap sesuatu yang tak asing. Ia menghentikan langkahnya. Berdiri terdiam menatap sosok di depannya.

Sosok gadis dengan rambut cokelat pendek sebahu. Tak lupa topi berwarna hitam menghiasi kepalanya serta kaca mata hitam yang menutupi matanya. Myungsoo tahu betul siapa sosok itu.

Sosok itu Park Jiyeon.

Jiyeon yang sedari tadi berjalan menarik kopernya berhenti ketika melihat siluet Myungsoo dibalik kacamata hitamnya. Ia membasahkan bibirnya dengan lidah sebelum tersenyum tipis pada Myungsoo. Betapa Jiyeon sangat merindukannya dalam hati.

Myungsoo tersenyum melihat gadis itu. Sejauh apapun ia mencoba untuk melupakan. Jauh di dalam hatinya ia merindukan sosok Jiyeon.

***

 

 

 

 

 

 

 

 

 

When you start missing, you fall in love again.

 

 

 

 

 

 

Dibawah sinar matahari yang tidak begitu terik. Kim Myungsoo dan Park Jiyeon duduk di bangku taman dekat bandara. Mereka duduk dengan jarak yang sedikit berjauhan. Tak ada satu pun yang berucap. Hanya terdengar bunyi angin musim semi yang menyejukkan. Kecanggungan meyelimuti mereka semua. Myungsoo hanya diam sibuk dengan pikirannya. Sibuk dengan berbagai macam petanyaan dikepalanya. Namun tak satu pun disuarakannya.

Apa dia baik-baik saja?

Dia merindukankukah?

Apa dia masih bersama Choi Minho?

Jiyeon sendiri juga hanya berkelut dengan pikirannya. Ia bingung bagaimana menjelaskan kejadian beberapa tahun yang lalu. Ia takut itu hanya alasan saja bagi Myungsoo. Terlebih melihat ekspesi datar Myungsoo yang sepertinya tak perduli.

Setelah beberapa detik berlalu mereka bersuara.

Jogi…

Jogi…

Ucap mereka berbarengan.

“Bagaimana kabarmu?”

“Bagaimana kabarmu?”

Ucap mereka berbarengan lagi. Mereka tertawa kecil menertawai diri sendiri. Menghangatkan suasana canggung.

“Aku tidak baik-baik saja” ucap Jiyeon jujur dengan tatapan lirih.

Myungsoo menoleh. Menatap mata sendu Jiyeon.

“Kau baik-baik saja kan?” Tanya Jiyeon lagi. Berusaha tersenyum.

Myungsoo terdiam sejenak. Menulusuri wajah Jiyeon dengan mata elangnya. Betapa ia sangat tersiksa akan keadaannya selama dua tahun ini. Namun ia tidak apa-apa. Ia sudah melupakannya. Namun debaran di dadanya yang bedetak keras membuatnya sadar kalau cinta itu kembali datang.

“Ya. Aku baik-baik saja” ucap Myungsoo setelah lama terdiam.

Dengan tiba-tiba Jiyeon memeluk tubuh kekar Myungsoo. Menyandarkan kepalanya di dada bidang Myungsoo. Melepas rasa rindu yang menguar ketika melihat pria ini di bandara. Meluapkan rasa berslaah yang bersarang di dadanya selama dua tahun ini. Tanpa sada air matanya jatuh.

Mian” tangis Jiyeon.

Myungsoo merasakan tangan lembut itu memeluknya posesif. Pelukannya masih terasa sama seperti dulu. Hangat dan menenangkan. Dirasakannya bajunya basah karena air mata gadis itu. Namun Myungsoo membiarkannya. Karena jauh di dalam hatinya ia merindukan ini juga. Maka dari itu dibalasnya pelukan gadis itu. Menenangkannya dengan memelai rambut pendeknya.

“Maaf Myungsoo-ya. Aku tidak menghianatimu. Aku dan Minho tidak seperti yang kau lihat. Aku-” Jiyeon mencoba menjelaskan walau dengan susah payah karena menangis.

Myungsoo hanya diam mencoba mendengarkan sambil terus menenangkan Jiyeon.

“Minho dia sepupu tiriku. Jadi aku- aku tak mungkin. Aku selama ini merasa bersalah padamu. Aku mencoba mencarimu selama ini. Tapi aku tak bisa menemukanmu. Aku takut kau membenciku dan-”

“Sudahlah. Aku disini sekarang” Myungsoo mengecup puncak kepala Jiyeon.

Jiyeon mengangkat wajahnya. Myungsoo bisa melihat wajahnya basah.

“Kau percaya padaku kan?” Tanya Jiyeon dengan suara parau sehabis menangis.

“Aku percaya. Dan maaf karena tak mendengar penjelasanmu dulu waktu itu” lagi Myungsoo mengecup puncak kepala Jiyeon.

Jiyeon memejamkan mata. Menikmati kecupan Myungsoo di puncak kepalanya. Menghirup aroma Myungsoo yang diidamkannya setiap malam. Dan debaran jantungnya yang berdetak sama cepatnya dengan Myungsoo.

Jiyeon membuka matanya lalu mendongak. Menatap wajah tampan Myungsoo yang selalu hadir di mimpinya. Sada jika sedang diperhatikan Myungsoo menatap wajah Jiyeon tajam. Tatapan yang mengatakan seolah-olah gadis itu adalah seorang dewi. Perlahan Myungsoo mengecup bibir Jiyeon. Menyesap bibir atas dan bawahnya. Menikmati bibir manis Jiyeon. Ciuman yang meluapkan betapa ia mencintai gadis itu.

Myungsoo melepaskan ciumannya. Menikmati wajah merona Jiyeon yang sedikit menunduk.

Myungsoo mengangkat dagu Jiyeon agar berhadapan dengannya lalu berbisik “Aku Mencintaimu Jiyeonie”

Di dalam cinta….

Kau tak akan bisa selalu merasakan senang.

Dan kau tak akan selalu merasakan sedih.

Semua berputar menurut kehendak Tuhan.

Itulah cinta bagaikan roda yang terus berputar.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

END

24 tanggapan untuk “Love is Cycle”

  1. Ya bnr org klo mang brjodoh,ikatannya psti kuat.sjauh qta berada dan sekuat apapun qta mncoba melupakan.Pda akhrnya kesulitanlah yg qta dpt.Mksutnya kesulitan dalm melupakan.Krna aq jug ngalami it.kesulitan melupakan org yg mnjadi first loveq.Bhkan brtahun”.Dan in uda 14 thun sjak aq mencintainya d usiaq yg masih blasan dan masih SD.Dan sampai skarag aq blm bsa melupakan Cinta pertamaq.ckckckck bnr” lucu.Tp untug MYUNGYEON HAPPY END.MYUNGYEON JJAAAAAAAAAANG!!

    a

  2. Klu udh emank jodoh sejauh apa pun myungsoo pergi akhirnya tetap dengan jiyeon juga
    “̮ ƗƗɐƗƗɐƗƗɐƗƗɐƗƗɐƗƗɐ”̮‎​​

  3. annyeong dika imnida. aku readers baru. ijin baca ne. ffnya bagus. suka sama kata-kata yang terakhirnya. emang betul kata itu. gomawo udah bikin ff ini, nona. ditunggu ff jiyeon lainnya ya….!!!

  4. aaaa aku udh prnh bc sebelumnya._.
    pantes di atas ada tulisan ff lama kkk…
    iya ini sweet bgt ff nya… perjalanan cinta ga slmanya mulus,tp emg perlu sdkit pengorbanan..pengorbanan jiyeon yg menunggu myungsoo …

    myungyeon jjang’-‘)♥

  5. sweat banget si myungyeon…
    rasany ga puas klau hnya spendek ini. tapi kenpa minho meluk jiyeon? masa hnya krna dy saudra tiri jiyeon? myung si jiyi blum slesai bcara udah di potong..
    tapi ga apapa yg pnting myugyeon bersat.

    MYUNGYEON JJANG…

Tinggalkan komentar