(Twoshoot) Looks Like This & That Part 2 {END PART}


ff LLTT

Tittle: Looks Like This and That

Author: Hyorimindi/Kim Hyo Rim/Indiragenia (Eugenia Sylvi Indira)

Genre: Romance

Rating: PG13/PG15

Length: Twoshoot

Main Cast:

  • Park Jiyeon T-Ara as Park Jiyeon
  • Choi Minho SHINee as Choi Minah/ Choi Minho
  • L Infinite as Kim Myungsoo (In part 2 (end part))

Other Cast:

  • And other can you find in this fanfic *.*

Call Me On: @indiragenia (Twitter(Mention=Follback) & Eugenia Sylvi Indira (Facebook) HyoRako (WordPress)

NB: Hai reader end part nya tiba hehehe sorry lama, biasa pelajar langganan sama tugas hehehe oya juga ada video buatanku, kuharap pada suka ya hehehe, oya sorry kalau banyak typo. Happy Reading..!! DON’T BE PLAGIATORS AND DON’T BE SIDERS Thanks all…

 

 

Di pagi dingin Australia

Tuhan mempertemukan mereka kembali dalam kisah baru yang tak pernah mereka sangka

Bagai hujan panas yang datang tiba-tiba tanpa jejak

Menyentuh dan mengejutkanmu

Jiyeon POV

Hari ini seperti biasa, aku menghabiskan masa luangku dengan menjalankan salah satu hobi ku yaitu fotografi. Setelah lulus dari Universitas aku hanya bekerja sebagai freelancer, menyedihkan rasanya tapi dengan adanya banyak orang di belakangku aku menjadi semangat menjalani semuanya, aku yakin di balik hari ini akan ada hari yang lebih baik.

Lama aku berjalan di sekitar pusat kota Sydney tak lama aku merasa lelah, aku memutuskan untuk duduk di salah satu bangku panjang yang berdiri tegak di samping jalanan pusat kota. Kupandangi sekeliling pemandangan yang terpampang, hingga ku menangkap sebuah pemandangan di mana banyak pasang kaki yang berlalu lalang di hadapanku.

Saat aku ingin memotret pemandangan tersebut. Tombol yang digunakan untuk memotret sulit untuk di pencet bila menggunakan sarung tangan setebal ini, aku pun melepaskan sebelah sarung tanganku yang akan kugunakan untuk memotret dan CEKKLLIICKK.

Aku terkejut melihat hasil gambar yang ku peroleh, bukannya pemandangan indah malah seorang namja yang sedang memungut sesuatu di jalanan. Reflek aku berdiri dan menghampiri namja itu karena telah memotret dirinya tanpa izin.

“Mianhae, eh maksudku I’m sorry aku tak bermaksud memotret mu. Aku hanya ingin memotret jalanan Sydney yang penuh dengan salju pagi ini” ucapku panik.

“Gwaenchana, aku juga orang korea” ucap namja itu dengan tenang sambil bangkit berdiri

“Jjinja??”

“Ne Choi Minho imnida” ucap namja itu sambil menatapku dengan suatu maksud yang tak ku mengerti. Aku pun membalasnya dengan memperkenalkan namaku.

“Oh ia apa cincin ini milikmu?” Tanya namja bernama Minho itu sambil menunjukkan sebuah cincin, seketika aku memandang jari tanganku, cincin yang biasanya terlingkar di jari manisku tidak ada.

“Ah sepertinya ia” ucapku sambil mengambil cincin tersebut, ya terdapat huruf M di sisi cincin tersebut berarti ini cincinku “Gomawo, untung kau menemukannya” ucapku dan ia membalasnya dengan senyuman. Senyuman itu tampak tak asing tapi sulit untuk mengingatnya.

“Gwaenchana..??” Tanya Minho menatapku bingung, cepat-cepatku menggeleng “Anii, aku hanya ingin memasang cincin ini tapi rasanya sedikit sulit” ucapku berusaha mengalihkan perhatian.

“Coba aku bantu” Minho meraih tanganku dan melingkarkan cincin tersebut dengan lembut di jariku.

Ada rasa yang aneh ketika ia melingkarkan cincin itu di jari manisku tak sama seperti ketika Myungsoo yang melingkarkan cincin itu di jariku beberapa waktu silam.

“Gomawo, maaf merepotkanmu” ucapku pada Minho

“Ah tidak apa-apa, oya ini kartu namaku. Senang bertemu denganmu”

“Ne aku juga senang bertemu dengan namja sebaik dirimu. Sekali lagi gomawo”

“Oh ya aku harus pergi, anyeong..”

“Ah ne anyeong…”

Minho POV

Aku berjalan meninggalkan Jiyeon yang tampak bingung denganku. Tak jauh kumelangkah kusempatkan untuk membalikkan badan dan memandang punggung nya sebentar.

Aku merasa senang, Jiyeon dia di sini aku tidak akan merasa kesepian karena dia ada di sini di Negara yang sama denganku, sekalipun dia tak mengingat bahkan mengenalku.

*_*_*

Jiyeon POV

Aku sedang asyik memperhatikan cincin yang terlingkar manis di jari ku, aku masih bingung dengan perasaanku. Rasanya hubungan ini berjalan terlalu cepat, kuhembuskan nafas sejenak dan mengambil jepit yang berada di atas meja kecil di samping tempat tidurku.

Saat tanganku berusaha menggapai jepit tersebut, tak sengaja aku menjatuhkan jepit tersebut. Aku pun turun dari kasurku dan menundukkan badanku untuk mencari jepit tersebut ‘Asa..!!!’ akhirnya aku menemukan jepit tersebut di bawah kolong tempat tidurku.

Ketika mendapatkan jepitku yang terjatuh, tak sengaja mataku menangkap kotak kenangan yang telah lama kulupakan di kolong tempat tidur. Sudah lama aku tak membuka kotak ini, terlalu lama kotak ini aku asingkan di bawah tempat tidurku. Saat aku melihat semua kenangan di dalam kotak kenangan ini, aku teringat dengan seseorang.

Ya, namja tadi pagi itu, apa dia Choi Minah? Aku pun membuka tas ku dan mengambil kartu nama yang namja itu berikan “Choi Minho” itu yang tertulis.

Jantungku tergelonjak “Choi Minho, Choi Minah. Apa dua nama itu adalah satu orang yang sama?”

*_*_*

Myungsoo POV

Sudah beberapa hari ini aku dan Jiyeon tidak pernah bertemu karena jadwalku yang sibuk, hari ini aku berencana mengajaknya makan malam. Aku sudah mengirimkannya sebuah pesan singkat, tapi tak kunjung ia balas. Berkali-kali ku cek ponselku berharap terdapat pesan atau panggilan masuk dari Jiyeon. Hingga tak lama sekretarisku mengetuk pintu ruang kerjaku “Mr.Myungsoo, tamu mu sudah datang..”.

“Baiklah, persilahkan dia masuk” ucapku sambil membenarkan jas ku, dan meletakkan kembali ponselku.

“Myungsoo-ssi mianhae pertemuan kemarin batal karena suatu hal yang mendadak.” ucap Minho, direktur perusahaan majalah remaja terkenal yang terletak satu gedung dengan perusahaanku.

“Oh ne gwaenchana”

“Jadi apa yang ingin kau bicarakan kemarin?”

“Aku ingin merencanakan kerja sama dengan perusahaanmu, jadi seperti ini sebentar lagi perusahaanku beranjak 1 tahun. Aku ingin mengadakan promosi fashion dalam majalah remaja seperti perusahaan majalah remaja milikmu. Biasanya fashion perusahaan ku hanya terpampang di majalah fashion besar, jarang remaja membaca majalah seperti itu. Tahun ini aku ingin tampil beda, agar fashion kami juga dapat dengan mudah di kenal dan di terima para remaja maka aku ingin berkerja sama dengan perusahaan majalah remaja milikmu. Bagaimana..??”

“Sepertinya menarik, terdapat perusahaan fashion dengan merk terkenal seperti perusahaanmu bekerja sama dengan perusahaanku. Tapi perusahaanku kan baru berdiri selama 8 bulan”

“Aku tidak mementingkan hal tersebut, walaupun perusahaanmu masih bisa di bilang baru tapi kesuksesan perusahaanmu tidak dapat di ragukan lagi”

“Baiklah aku akan menerimanya, kau persiapkan model serta pakaian dengan nilai fashion yang menarik para remaja terutama gadis-gadis lalu kita akan melaksanakan pemotretan”

“Baiklah aku akan mempersiapkannya. Terima kasih karena ketersediaanmu”

“Ne terima kasih kembali, semoga kerja sama kita akan sukses”

“Ne..”

*_*_*

Hari ini hujan turun deras, rencana makan malam kami batal. Jiyeon memintaku untuk ke rumahnya, dan sekarang di sinilah aku berada. Di rumah Jiyeon..

“Chagiya maaf tadi aku meninggalkan ponselku di rumah”

“Gwaenchana, setidaknya sekarang kau baik-baik saja”

“Heum ne, bagaimana pekerjaanmu?”

“Lancar, oya kau mau tidak jadi model project baruku?”

“Ne model…?”

“Ne, kau kan pernah memenangkan lomba modeling di kampus dulu. Ayolah katakan ia..!! Anggap saja hadiah ulang tahunku bulan depan”

“Haha ulang tahunmu kan masih lama, tapi heum baiklah aku akan menerimanya. Temanya apa..??”

“TeenYGirl aku ambil dari kata Teen Young Girl”

“Apa aku masih dalam kategori gadis muda? Aku 20 Myungsoo”

“Gwaenchana, kau masih tampak muda hehehe”

“Kau ini”

*_*_*

 

Author POV

Angin dingin masil berlalu-lalang di Sydney, hari ini tepat pada hari pemotretan. Tempat pertama yang digunakan sebagai latar pemotretan adalah jalan di pusat kota Sydney. Jiyeon dan Myungsoo tiba di tempat itu pertama kali, hingga tak lama Minho datang.

“Hey Myungsoo-ssi maaf aku terlambat, sudah menunggu lama?”

“Tidak aku juga baru sampai, oh iya modelnya sudah di ruang make up. Kau atur saja bagian ini sesuai tema yang ku berikan. Aku akan ke Toronto siang ini, merk fashion ku ingin di rilis di sana. Kostumnya juga sudah kru ku siapkan, maaf pemotretan ini berjalan tanpa ada nya aku. Minhae, cheongmal mianhae”

“Oh tenang saja, biasanya agen fashion yang bekerja sama denganku juga seperti itu. Semoga perilisanmu sukses chukae”

“Oh ne gomawo”

Minho pun segera menyiapkan latar agar sesuai dengan konsep. Lalu ia menuju ruang make up untuk bertemu dengan model fashion nya.

*_*_*

Minho POV

Sesampai di ruang make up, aku segera menghampiri model untuk membicarakan apa yang harus ia lakukan di depan kamera.

“Sorry miss, I’m Choi Minho. I want to talk with you” ucapku pada gadis tinggi yang sedang berdiri membelakangiku saat ini.

“Sorry yes, I’m Park Ji…” ucap model itu menghadapku dan ternyata model itu adalah….

“Park Jiyeon-ssi”

“Minho-ssi”

“Kau seorang model”

“Ne” ucapnya singkat dan dingin, ada apa dengan nya?

“Gwaenchana..??”

“Ah ne gwaenchana yasudah kita bersiap-siap untuk pemotretan nya saja”

“Ne,,” tuhan mempertemukan ku dengannya lagi. Tapi Jiyeon tampak berbeda hari ini, dia lebih dingin dari pertama kali bertemu. Bahkan tak sekalipun ia menatap mataku saat berbicara. Apa dia sudah mengingatku?

*_*_*

Jiyeon POV

Selesai pemotretan hari pertama aku segera pamit dan meninggalkan tempat tersebut. Aku tak ingin lama-lama melihat wajah Minho. Sekali lagi ku lihat wajah Minho, aku makin yakin bahwa dia Minah. Aku tak ingin bertemu dengan orang yang telah menipuku dalam waktu lama. Dan dia telah berani menyentuh hatiku beberapa waktu silam.

Saat aku berdiri menunggu taksi, Minho datang menghampiriku. Aku berusaha untuk tidak melihatnya namun suara nya memecahkan kesunyian di antara kami.

“Jiyeon-sii, apa kau ingin pulang? Aku antar saja?”

“Aniimida..” ucapku tetap memandang lurus ke jalanan

“Kenapa kau tampak berbeda? Apa aku melakukan suatu kesalahan?”

“Aniiya…”

“Apa kau sudah mengingat semuanya?” mendengar perkataan itu reflek aku menghadapnya. Berusaha untuk tak mempedulikannya aku hanya terdiam.

“Jiyeon-ah, apa kau sudah mengingatku?”

Aku menghirup nafas dalam dan “Ne aku mengingatmu Choi Minah. Kau sudah puas..??” mendengar kata itu Minho berjalan mendekati ku “Mianhae..” hanya itu yang keluar dari mulutnya.

Aku menghirup nafas sejenak menahan emosiku. Lalu memutuskan untuk berjalan menjauhinya, tak kupedulikan rasa dingin yang menyelimutiku. Aku tetap berjalan menjauh darinya. Bukannya meninggalkanku dia malah tetap berjalan di belakangku. Aku berusaha untuk tak mempedulikannya. Hingga tak lama dia berlari ke arahku dan menahan tanganku.

“Mianhae mianhae mianhae, entah berapa kata maaf yang harus kuucapkan padamu, asal kau kembali menjadi dirimu yang sebelumnya, Park Jiyeon”

Aku menarik tanganku dari genggamannya, dan tetap berjalan meninggalkannya, hingga tiba-tiba kakiku terselingkir dan high heels sepatuku patah. Aku terduduk dan menangis, aku menangis bukan karena sepatuku patah, aku kesal di saat seperti ini aku malah melakukan hal bodoh.

Minho menghampiriku “Jiyeon-ah gwaenchana..??” ucapnya lalu membantuku untuk berdiri.

Saat mencoba berdiri kakiku terasa begitu sakit “Ah kakiku…”

“Gwaenchana, sepertinya kaki mu terselingkir, naik ke punggungku. Aku akan mengantarmu pulang” ucapnya sambil menundukkan tubuhnya di hadapanku. Aku meliriknya sebentar hingga akhirnya aku lelah bersikap ‘jahat’ padanya. Aku pun naik ke punggungnya dan dia menggendongku ke mobilnya.

*_*_*

Di perjalanan menuju rumahku, Minho kembali mengucapkan kata maaf padaku lalu ia menceritakan semua yang terjadi beberapa tahun silam dan memberitahuku semua alasan yang membuat ia melakukan hal bodoh itu. Mendengar ceritanya aku tak dapat menahan tawa “Aku senang bisa melihatmu tertawa lagi” ucap Minho ketika aku tertawa mendengar ceritanya. Seketika aku terdiam, ini seperti dejavu aku dan Minah eh ralat Minho bisa berbagi tawa seperti beberapa tahun silam.

“Di depan situ berhenti, rumahku yang berwarna kuning” ucapku

“Oh ne”

“Gomawo Minho, aku senang bisa bertemu denganmu lagi” aku pun membuka pintu mobilnya sambil menenteng sepatuku yang rusak.

“Ahh..” teriakku saat kaki polosku menginjak salju dingin.

“Gwaenchana apa kaki mu masih sakit?”

“Anii hanya kedinginan. Gomawo maaf merepotkanmu” ucapku lalu menutup pintu mobil Minho.

Saat aku melangkah menuju rumahku Minho datang menghampiriku “Wae? Apa ada yang ketinggalan?” tanyaku, tanpa mengindahkan pertanyaanku tiba-tiba Minho melepas sepatunya, dan memasangkan sepatu nya di kakiku.

“Yasudah, cepat masuk ke rumah angin hari ini sejuk sekali”

“Tapi ini sepatumu dan kau..”

“Gwaenchana, kaos kaki ini cukup melindungi. Anyeong..” ucapnya berlari menuju mobilnya sambil menjinjit.

“Hati-hati” ucapku sambil melambaikan tangan padanya dan ia membalas lambaian tanganku. Lalu aku melangkah ke dalam rumah.

*_*_*

Minho POV

Sesampai di apartement. Aku melemparkan tubuhku ke tempat tidur dan berteriak senang. Aku tak dapat menahan rasa senangku, semua kembali seperti dulu. Jiyeon kembali tersenyum, tertawa, dan semua itu ia lakukan di hadapanku. Rasa itu semakin memenuhi hatiku, aku tak sabar menunggu hari pertemuan kami selanjutnya.

Jiyeon POV

Sesampai di rumah, aku memperhatikan sepasang sepatu kebesaran di kedua kakiku, hal itu membuat bibirku membentuk senyuman. Dia memang special, dia selalu tampak beda di mataku, dia beda dengan siapapun di dunia ini.

Rasa senang hari ini membuatku lelah. Aku memutuskan untuk membasuh tubuhku dan bersiap untuk tidur.

*_*_*

Author POV

Siang ini pemotretan terakhir berjalan lancar Jiyeon menyelesaikan tugasnya dengan baik. Kado yang dia siapkan untuk Myungsoo telah terbungkus rapi. Ia tak sabar menunggu Myungsoo kembali dari Roma dan melihat hasil pemotretan yang telah ia lakukan.

Berkali-kali Jiyeon menghubungi Myungsoo hari ini tapi tak kunjung di angkat. Saat Jiyeon mencoba menghubungi Myungsoo lagi, Minho datang menghampirinya.

“Hya chukae pemotretanmu telah berakhir” melihat Minho datang Jiyeon membatalkan panggilan nya.

“Ne apa kau tidak memberikanku hadiah sebagai teman hehehe”

“Apa kau benar-benar ingin hadiah?”

“Ne… Apa kau mau memberikannya?” ucap Jiyeon dengan tampang memelas.

*_*_*

Jiyeon dan Minho tiba di Universitas terbesar di Sydney.

“Kenapa kau membawaku ke sini? Ini bukan kampusku..”

“Siapa bilang ini kampusmu Park Jiyeon”

“Lalu? Oh ini kampusmu? Kau ingin pamer ya, aku tau kampusku tidak sebesar kampusmu”

“Anii, aku kuliah di korea Jiyeon-ah”

“Lalu..??”

“Makanya jangan banyak tanya, dengarkan aku. Aku ingin mengulang kisah kita saat di sekolah dulu. Bedanya kita melakukan ini di Universitas yang bukan tempat kita menuntut ilmu”

“Michiga..?? Bagaimana kita bisa masuk, kita kan tidak memiliki ID nya”

“Kata siapa? Buktinya di genggamanku ini apa?” ucap Minho sambil menunjukkan 2 ID milik orang asing.

“Kau benar-benar. Bagaimana kau mendapatkannya?”

“Punya temanku yang berkuliah di sini, jadi kita bisa memasukinya hehe”

Minho dan Jiyeon pun berjalan memasuki Universitas besar tersebut, lalu mereka menggesekkan ID tersebut di pintu masuk dan mereka dapat memasuki kampus tersebut.

“Kau tau Minho, aku takut kegilaan kita ini tertangkap”

“Tidak akan, aku berani bertanggung jawab. Kau pikirkan saja Universitas sebesar ini berisi banyak mahasiswa. Sang dosen juga tidak akan mengingat mahasiswa nya” mendengar perkataan Minho, Jiyeon masih kurang meyakininya.

“Tunggu, akan kubuktikan” ucap Minho dengan yakin saat melihat seorang namja separuh baya berjalan di hadapan mereka.

“Sir, maaf aku lupa mengumpulkan skripsi yang kau berikan, besok aku akan memberikannya” ucap Minho menghampiri namja separuh baya itu dengan yakin.

“Oke nak, kutunggu skripsimu besok” ucap namja separuh baya itu pada Minho, mendengar itu Jiyeon benar-benar terkejut.

“Bagaimana bisa?” ucap Jiyeon saat Minho menghampirinya.

“Terlalu banyak mahasiswa di sini, membuat para dosen tak mengingat mana muridnya mana bukan hahahahahaha”

“Baiklah aku percaya padamu, aku akan mencobanya tapi dengan target berbeda”

Tak lama mereka berjalan mencari target, akhirnya Jiyeon menemukannya.

“Hai guys, aku dari penjurusan sastra. Kalian tau tidak ruang ekonomi di mana” ucap Jiyeon pada sekumpulan namja yang berkumpul di tangga “Ke atas saja, di sebelah kiri. Kamu mahasiswa jurusan sastra yang mengambil waktu sore bukan?” ucap salah satu namja

“Iya, dari mana kau tau?”

“Karena aku sering memerhatikanmu, kau tampak cantik”

“Really? Thank you” ucap Jiyeon lalu naik ke tangga dan diikuti oleh Minho “Kau cepat beradaptasi ya hahahaha” ucap Minho tak dapat menahan tawanya melihat aksi Jiyeon.

“Kau lihat namja tadi telah memperhatikanku dari lama, padahal aku baru datang ke kampus ini hari ini. Dasar namja modus hahahahaha”

Tak lama mereka berjalan, mereka melihat segerombolan mahasiswa yang sedang menyanyikan lagu selamat ulang tahun pada salah satu orang mahasiswa. Jiyeon ikut bergabung dengan segerombolan tersebut bersama Minho lalu mereka menyanyikan lagu ulang tahun untuk mahasiswa yang sedang berulang tahun tersebut “Happy birthday to you, happy birthday to you. Happy birthday happy birthday happy birthday to you” saat lagu berhenti di nyanyikan mahasiswa yang berulang tahun meniup lilin yang berdiri di atas kue ualang tahun di hadapannya dan mahasiswa tersebut mengatakan “Ayo kita semua ke kantin, aku akan mentraktir kalian semua” mendengar hal itu Jiyeon dan Minho saling melirik dan mengangguk.

*_*_*

Di kantin Minho dan Jiyeon makan bersama gerombolan mahasiswa yang sedang merayakan pesta ulang tahun tersebut, Minho berbisik pada Jiyeon.

“Dengan melakukan hal seperti ini setiap hari, kita akan mendapatkan makanan gratis seperti saat ini. Kita makan satu meja dengan orang yang tak kita kenal. Tapi orang tersebut membayar biaya makan kita. Karena makanan ini gratis makan lah yang banyak araji..??” mendengar hal tersebut Jiyeon tersenyum dan mengangguk “Michiga..” balas Jiyeon.

*_*_*

Gulungan hitam mulai tampak, titik-titik kecil bersinar mulai berkedip. Angin malam meniup kan nafas nya, Jiyeon dan Minho masih menikmati hari nya hingga mereka sampai di depan rumah Jiyeon.

“Aku baru liat lampu jalan ini sekarang. Seingatku beberapa hari yang lalu di sini tidak terdapat lampu jalan” ucap Minho ketika melihat lampu jalan di depan rumah Jiyeon.

“Ne 3 hari yang lalu lampu jalan ini di pasang di sini, beruntung nya tepat di depan rumahku. Semenjak ada lampu ini aku tidak merasa kesepian setidaknya pada malam hari ada lampu ini yang menyinari halaman rumahku hehehe”

“Sudah malam kau beristirahatlah. Oya kau bekerja di mana sekarang?”

“Aku seorang freelancer kerja ku di rumah hehehe”

“Tapi bukannya kau seorang model..”

“Oh itu……….” Omongan Jiyeon terpotong suara panggilan masuk di ponsel Jiyeon, Jiyeon pun mengangkat panggilan tersebut.

“Yobseo… Myungsoo-ah, wae?…. Anii tadi aku hanya ingin menanyakan kabarmu… Apa besok kau jadi pulang ke korea?…. JJinjayo..??…… Ne anyeong chagia..”

Mendengar kata ‘Myungsoo’ dan ‘chagi’ dari mulut Jiyeon, Minho mengerti semuanya tanpa perlu Jiyeon menjawab pertanyaan Minho sebelum nya. “Itu alasan nya mengapa Jiyeon yang menjadi model edisi  ‘special’ bagi Myungsoo. Jiyeon adalah yeojachingu Myungsoo” batin Minho menangkap semua itu dengan jelas.

“Mianhae Minho-ah tadi kau tanya apa? Aku lupa karena panggilan tadi” ucap Jiyeon ketika selesai dengan panggilannya.

“Apa kau berpacaran dengan Myungsoo..??”

“Ne..???” ucap Jiyeon terkejut dengan ekspresi serius Minho saat menanyakan hal tersebut. Jiyeon berusaha menunjukkan senyum di depan Minho “Ne, malah aku telah bertunangan dengan nya” ucap Jiyeon sambil mengangkat jari mungil nya, jari yang pernah Minho sentuh, tempat Minho melingkarkan cincin di jari Jiyeon.

“Kau ikut senangkan mendengar kabar gembira dari temanmu. Maaf aku baru memberitahumu sekarang ehe” ucap Jiyeon memaksakan tawanya di depan Minho berharap Minho merubah ekspresi di wajahnya. “Gwaenchana, chu..chuk..chukaeo” ucap Minho memaksakan senyumnya. Ada rasa sakit di hati Minho dan Jiyeon merasakannya.

“Aku masuk ya, kau pulanglah ke rumah dengan hati-hati. Sesampai di rumah tidurlah yang nyenyak ayeong..”

“Ne..” ucap Minho lemas lalu berbalik meninggalkan Jiyeon. Dari balik jendela Jiyeon memerhatikannya “Harusnya kita tidak bertemu, jika aku harus melihat ekspresi burukmu itu. Tak harusnya aku menerima semua ajakanmu. Itu semua salahku Minho mianhae” setetes air mata turun dari kedipan lembut mata Jiyeon.

*_*_*

Minho POV

Aku membatu di atas tempat duduk, mataku menghadap lurus tapi sorot mataku kosong. Kedua tanganku reflek menyentuh wajahku menggambarkan apa yang kurasakan di hati. Selama ini aku termakan oleh mimpiku, ternyata inisial ‘M’ yang kulihat di cincin Jiyeon bukan namaku. Melainkan inisial nama tunangan nya Myungsoo, Kim Myungsoo. Aku bodoh mengharapkan yeoja milik namja lain, aku bodoh  benar-benar bodoh.

*_*_*

Beberapa hari kemudian

Author POV

Minho duduk di kantornya, menyaksikan hasil pemotretan Jiyeon yang tersusun rapi dalam majalah di tangan nya. Ia tersenyum melihat wajah yeoja di majalah tersebut, walaupun kenyataan ada rasa sakit di hatinya jika hanya dapat melihat yeoja yang ia sayangi itu tanpa bisa mendapatkannya..

*_*_*

Jiyeon sedang sibuk di depan notebook nya hingga tak lama seseorang mengetuk pintu rumahnya, orang itu mengantarkan paket dari perusahaan Minho. Jiyeon pun membuka paket tersebut, majalah yang berisi hasil kerja keras Jiyeon datang tepat di hari ulang tahun Myungsoo “Hadiah untuk Myungsoo datang” batin Jiyeon.

Tak lama Myungsoo datang dan menghampirinya, lalu mengecup keningnya sejenak. “Kau terbaik Jiyeon” ucap Myungsoo dengan majalah yan bersampul wajah Jiyeon di genggamannya. Jiyeon tersenyum mendengar perkataan Myungsoo.

Jiyeon tersenyum melihat raut senang di wajah Myungsoo. Setelah Myungsoo menerima ‘hadiah’ itu Jiyeon memberikan hadiah selanjutnya di meja makan. Hari itu hari yang paling membahagiakan untuk Myungsoo. Hingga dia memutuskan untuk mengungkapkan hati nya saat ini.

Myungsoo menggenggam tangan Jiyeon dan Myungsoo memasang ekspresi serius di wajahnya lalu ia berkata “Aku harap dalam waktu dekat ini kau bersedia menjadi pendamping hidupku sehidup semati Jiyeon-ah” mendengar perkataan itu di benak Jiyeon muncul nama Minho.

Sulit untuk mengatakan ia pada Myungsoo, hingga lama Jiyeon berpikir dan Myungsoo akhirnya meminta Jiyeon untuk memikirkan hal ini baik-baik kelak jika Jiyeon telah yakin dia boleh mengatakannya pada Myungsoo.

Jiyeon mengangguk, dia menangis mendengar ucapan Myungsoo. Bukan karena kecewa melainkan Jiyeon merasa ‘jahat’ karena dengan tega hatinya mendua pada namja lain tak seharusnya dia begitu pada namja sesempurna Myungsoo. Myungsoo memeluknya erat “Saranghae Jiyeon-ah” ucap Myungsoo tulus, air mata Jiyeon semakin deras membasahi wajahnya  mendengar kata tersebut.

*_*_*

Beberapa Minggu kemudian

Minho POV

Aku mencoba bangun dari semua rasa sedih yang menekan hatiku, aku memutuskan untuk bertemu dengan Jiyeon hari ini. Aku menunggu nya di samping danau pusat kota, sesekali ku lemparkan batu-batu kerikil ke dalam danau hingga tak lama aku mendengar suara yang begitu kurindukan “Minho-ah” ucap nya sambil melambaikan tangan padaku lalu ia duduk di sampingku.

“Aku dengar kau akan menikah chukaeo..”

“Ne sekitar 3 bulan lagi, kau harus datang ya” ucap Jiyeon menunjukkan gigi-gigi putihnya di hadapanku.

Sejenak sunyi aku tak tau harus berkata apa hingga akhirnya Jiyeon memecahkan kesunyian “Kau tampak lebih kurus, perbanyaklah istirahat. Kau harus sehat aku tak mau melihat kau sakit”

“Kau cerewet ya, tapi terima kasih”

“Minho-ah, kau tidak apa-apa kan?”

“Ne maksudmu?”

“Eum lupakan saja heee..”

Lama sunyi di antara kami, tenang bagai air danau di hadapakan kami. Hingga tiba-tiba batinku mendesak untuk mengatakan “Jiyeon-ah, jika aku mencintaimu apa kau akan menjauh?” mendengar hal itu Jiyeon menatapku lama bibirnya membisu.

“Saranghae Jiyeon-ah”

“Kau harusnya tidak mengatakan itu” ucap Jiyeon matanya berbayang-bayang

Sejenak aku menghirup nafas dalam dan mengungkapkan semua yang ada di hatiku “Aku tau mungkin ini semua terlambat Jiyeon-ah, aku mencintaimu aku sadar itu dari lama tapi banyak hal yang mengahalanginya, tampaknya tuhan tak menginginkannya. Tapi hati ini memberontak Jiyeon. Apa guna nya jika kau muncul di hadapanku, tanpa pernah kita bisa bersama? Hari bulan hingga tahun berlalu ada rasa perih di sini, di hatiku Park Jiyeon”

Jiyeon meneteskan air matanya, aku tak sanggup melihatnya, dia memelukku erat “Mianhae, kita tidak bisa bersama. Aku mencintaimu aku pun menyadari itu, lebih baik kita yang sakit dari pada orang di sekitar kita. Setidaknya kita belajar untuk tidak egois dan lebih dewasa bukan? Lupakan lah aku, mianhae” isak Jiyeon.

Aku menghirup nafas sejenak, menenangkan pikiranku dan aku mencoba meyakini permintaan Jiyeon “Baiklah tak seharusnya kita bertemu jika semua berakhir pahit untuk kesekian kalinya. Baik aku akan berusaha melupakanmu jika itu yang kau mau. Saranghae Jiyeon-ah” aku pun melangkah pergi meninggalkannya, berusaha menahan rasa sakit di hati ini.

Author POV

Jiyeon terdiam rapuh di rumahnya, berpikir ini kah yang terbaik. Sesakit ini kah jalan akhirnya, ia berusaha menghapus air matanya. Namun di rasa tak berguna, air mata itu terus turun membasahi wajahnya. Di pangkuan nya terdapat kenangan lama nya dengan Minho, ia memutuskan untuk membuang kenangan itu.

Hingga tak lama Myungsoo menghubunginya, Myungsoo mengatakan bahwa ia akan ke rumah Jiyeon. Jiyeon segera merapikan diri nya berusaha menutupi hati nya di depan Myungsoo, Jiyeon pun melemparkan kotak kenangan itu ke tong sampah di kamarnya. Karena ukuran kotak itu yang besar, kotak itu mencondong keluar dari tong sampah.

*_*_*

“Jiyeon kau sudah siap, hari ini aku sudah janji pada designer baju pernikahan kita”

“Tunggu sebentar, aku sedang mencari tas ku, seingatku tadi aku meletakkan tas nya di sini” ucap Jiyeon melihat ke sekeliling tempat tidurnya.

“Sini biar aku bantu, kau siapkan sepatumu saja. Aku akan mencari tas mu di sini”

“Baiklah, mianhae karena aku kita jadi terlambat” mendengar kata itu Myungsoo hanya tersenyum pada Jiyeon lalu ia mencari tas Jiyeon dan Jiyeon pergi dari kamarnya.

Ketika Myungsoo mencari tas Jiyeon, ia melihat tas Jiyeon tergeletak di dekat tempat sampah. Myungsoo pun mengambil tas tersebut. Namun mata Myungsoo menangkap sesuatu yang menarik dari tempat sampah di kamar Jiyeon.

Ia mengambil kotak dari dalam tong sampah tersebut “Tampaknya ini baru di buang” ucap Myungsoo lalu membaca tulisan di atas kotak tersebut lalu membukanya.

Terdapat sepatu kets di dalam kotak tersebut, bukan sepatu kets biasa sepatu kets ini tak memiliki pasangan. Lalu terdapat foto Jiyeon mengenakan seragam sekolah, dengan seorang yeoja tinggi di dekatnya. Jiyeon tampak begitu senang di foto itu, mengapa kotak ini dibuang batin Myungsoo.

Lalu Myungsoo mendapatkan selembaran kertas yang berisi tulisan tangan dari Jiyeon

Kau pergi. Meninggalkan jejak yang tak ku mengerti, kenapa kau berani menyentuh hatiku jika akhirnya kau pergi. Menyakitkan dasar kau Choi Minah namja atau yeoja yang tak ku mengerti.

Lalu Myungsoo melihat sebuah kartu nama yang tak asing baginya “Choi Minho” di belakang kartu nama tersebut terdapat tulisan

Kau kembali eh bukan kembali. Tapi kita bertemu bukan di Korea tapi di sini, kau berbeda tapi  aku menyadarinya walau awalnya aku kurang yakin.

Myungsoo pun kembali memerhatikan foto Jiyeon dengan yeoja tinggi di samping nya. Itu bukan yeoja melainkan namja. Dan namja itu Minho, Choi Minho yang ia kenal. Kotak itu terlempar berantahkan Myungsoo berjalan keluar dari kamar Jiyeon. Hingga ia menemukan Jiyeon di depan toilet sambil mengelap air mata nya dengan tisu.

“Jiyeon-ah” ucap Myungsoo, Jiyeon cepat berbalik dan menyembunyikan kesedihannya.

“Oh Myungsoo-ah apa kau sudah menemukan tas ku?” Myungsoo terdiam menatap wajah Jiyeon. “Maaf tadi setelah menyiapkan sepatu, aku ke toilet untuk buang air” Myungsoo tetap diam menatap Jiyeon.

“Wae Myungsoo-ah” Tanya Jiyeon bingung dengan ekspresi Myungsoo, Jiyeon pun mendekatkan dirinya pada Myungsoo.

“Aku sedang tidak enak badan, aku rasa aku ingin pulang. Kau berganti bajulah”

“Ne..tapi bukannya” Myungsoo pun pergi dari rumah Jiyeon dengan mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi.

“Janji itu akan kubatalkankau tenang saja”

Jiyeon memandang kepergian Myungsoo nanar, dia merasa ada yang aneh dengan Myungsoo. Jiyeon pun berjalan ke kamarnya dengan lemas hingga ia sadar apa yang membuat Myungsoo bersikap aneh.

Kotak kenangan itu berantahkan di tempat tidur Jiyeon, Jiyeon terduduk lemah saat meihat hal itu. Apa hari nya akan terus berjalan sakit seperti ini.

Jiyeon pun menghubungi Myungsoo tapi tak kunjung di angkat, Jiyeon tidak tau harus berbuat apa dia hanya dapat terdiam dan menangis. Dia sering menangis beberapa hari ini, dia mencoba kuat tapi kenyataannya begitu sulit.

Myungsoo POV

Harusnya aku sadar bahwa Jiyeon tidak mencintaiku, dia hanya menghargai cintaku tanpa memberikan hatinya padaku. Aku telah memaksa hatinya, aku terlau egois. Dia hanya menjadi boneka hatiku, berkali-kali Jiyeon menghubungiku tapi aku belum siap untuk berbicara pada nya.

*_*_*

Beberapa hari kemudian

Aku menunggu Jiyeon di samping pelabuhan kecil di pinggir Sydney, hingga tak lama Jiyeon menghampiriku “Myungsoo-ah”

Aku menatap wajah Jiyeon berusaha untuk mengerti apa yang ada di hatinya.

“Jiyeon-ah, hubungan kita harus berakhir”

“Apa maksudmu? Kita sudah menjalani semua ini dengan baik Myungsoo-ah”

“Katakan lah kalau kau mencintaiku?”

“Aku mencintaimu aku mencintaimu Myungsoo”

“Kau berbohong kau mengucapkan nya sebanyak dua kali, kata yang diucapkan genap itu berarti bohong. Hati mu tak mencintaiku”

“Myungsoo-ah apa ini semua karena kotak itu? Minho masa lalu ku mengertilah”

“Bukan, ini karena aku, karena aku yang telah memaksamu untuk mencintaiku. Kau hanya menghargai cintaku tanpa memberikan hatimu padaku”

“Myungsoo-ah..” ucap Jiyeon bingung harus berkata apa.

Aku menggapai tangan Jiyeon menyentuh jemari manisnya lalu melepaskan cincin tunangan yang Jiyeon kenakan dan melemparkannya ke dalam lautan luas di hadapan kami. Lalu kulepaskan cincin di jemari ku “Kau tau Jiyeon cincin ini telah menyiksamu, cincin yang membuatmu terikat denganku. Aku tak mau kau merasa terpaksa jika akhirnya kau hidup denganku” aku melemparkan cincin tersebut.

Seketika sunyi, hanya terdengar suara ombak dan deru nafas Jiyeon “Mianhae Jiyeon, ini saatnya kau berbahagia, aku telah melepaskanmu. Kau sekarang bebas memilih hatimu cintailah orang yang memberikan cintanya padamu. Kau tidak jahat padaku, aku yang selama ini tak mengerti dengan hatimu. Berbahagialah..” ucapku sambil mengacak rambut Jiyeon lembut lalu pergi meninggalkan nya.

Kuhubungi Minho meminta Minho bertemu dengan Jiyeon, bertemu dengan orang yang mencintainya.

*_*_*

Author POV

Jiyeon berjalan lemas menuju rumah nya, ada rasa aneh ketika melihat jemarinya kosong tanpa terhias cincin yang dulu terlingkar manis di jarinya. Jiyeon tidak mengerti dengan hatinya, harus nya dia merasa senang saat ini, tapi begitu sulit saat melihat orang yang mencintainya merasa sakit.

Jiyeon memberhentikan langkahnya, menatap lampu jalan yang telah padam beberapa hari ini “Lampu jalan hiduplah, aku merasa kesepian benar-benar kesepian saat ini. Apa kau tak mau menemaniku?” tiba-tiba lampu jalan tersebut memancarkan sinar nya tepat pada Jiyeon, melihat hal itu Jiyeon begitu terkejut.

Ia mendengar derap langkah dari arah samping nya, terlihat siluet seorang namja di sana. Hingga tak lama namja itu mendekat dan membuat Jiyeon mengetahui siapa namja itu.

“Minho..” ucap Jiyeon terkejut melihat kedatangan Minho dengan ekspresi yang lama ia rindukan. Minho tersenyum menatap nya “Aku mencintaimu, berbahagialah denganku” ucap Minho. Jiyeon berlari memeluk Minho “Saranghae Minho-ah”.

*_*_*

Dentingan piano menyanyikan lagu pernikahan, di depan altar Minho dan Jiyeon mengucapkan janji. Banyak orang menghadiri hari bahagianya, Myungsoo menatap Jiyeon dan Minho bahagia, di samping Myungsoo terdapat sosok yeoja yang mampu menggantikan Jiyeon dan yeoja itu memberikan hati nya tulus pada Myungsoo. Pengorbanan yang dilakukan Myungsoo mendatangkan kebahagiaan untuk hidup nya.

Setelah janji itu terucapkan Minho mengecup bibir Jiyeon, hari panjang itu berakhir sebagaimana yang ia inginkan dan yang tuhan takdirkan. Jalan berliku yang lama ia jalani, berakhir di ujung yang bahagia.

Minho dan Jiyeon berlari keluar dari gereja, di depan gereja terdapat sepeda kecil cantik yang di hiasi bunga-bunga indah. Minho menaiki sepeda itu di belakang nya Jiyeon dengan buket bunga di genggamannya. Minho pun menggoes sepeda itu, semua orang menyaksikan kebahagiaanya tapat saat itu Jiyeon melempar buket bunga nya dan di tangkap oleh Myungsoo. Tampaknya Myungsoo akan menyusul hehehehehehehe….

Jadi dari cerita ini kita mengerti:

  1. Hidup membutuhkan usaha yang tak kunjung surut
  2. Jalan berliku dan menyakitkan pasti selalu ada di hidup kita
  3. Pengorbanan mendatangkan kebahagiaan

Sekian ff ku. See you..!!!

Thank’s All. Don’t forget to Read Comment Like and Rate/Vote ya 🙂

28 tanggapan untuk “(Twoshoot) Looks Like This & That Part 2 {END PART}”

  1. huaaaaaaaaaaaa keren thor
    daebak…
    jempol deh buat author hehehe
    q sampe pgn nangis tp akhirnya senyum” sendiri baca endingnya
    hehehehe
    minji couple saranghae…………

  2. yeay,,,,minji nikah,,,,,,,sayang story nya kecepetan thor,,,,setuju ma poin-poin akhirnya tuh thor,,,

    dituggu ff yang lain thor,,,,

  3. Akhirnya minho n jiyeon bersatu, hmm buat sequelnya ttg myungsoo yg bangkit dr patah hati sampe akhirnya menikah. Dtunggu loch karya2 yg lain. Gumawo

  4. suka banget ma ff ini,, chingu palli buat sequelnya dong masih penasaran

    padahal aku udh ketar ketir takutnya myungsoo gk ngerelain jiyi eonni,,

    salut ma jiyi, bisa memasang wajah berbeda”

  5. Untung aku smpt check ffx.. Tnyt ​Ūđåћ ada part 2x.. Aigo ak sk bnget.. Untung myung myung ​Ūđåћ dpt penggantix yeonnie.. Smuax happy ending.. (´⌣`ʃƪ)

  6. Huaaa,,,
    Minji akhirnya bersatu juga,,
    Suka ffnya. Tpi myungsooku kasihan 😦

    D tunggu minji” yg lainnya 😀

  7. hmm thor.. ada bagian yang terinspirasi dari film malaikat tanpa sayap ya? nebak aja sih… tapi.. semuanya bagus kok.. keren…

  8. fantastikk..
    ff nya baguss,,so sweet,,,yakin deh sekali baca langsung suka trus pengen baca lagi dan lagi..apalagi cast nya minji couple..
    lanjut terus bikin karya yg bagus thor,,fighting 🙂
    banyakin minji selanjutnya ya thor,,hehehe 😀

  9. Yeee endingnya ma minho,,,tpi sedih jg sih lihat myungsoo…
    Tpi ku salut ma myungsoo….
    D tnggu eonn ff jiyeon yng lain…
    🙂

  10. Nice FF…
    Akhr’x MinJi bersama n’ Happy End… ^__^
    Tapi, kasian ama Myungsoo yg rela mengalah… Tapi, syukur dehh klw Akhr’x Myungsoo juga dpetin pngganti Jiyeon… ^__^

    d’tunggu FF Jiyeon brikut’x… ^_~

  11. Huaa!! Senanggg minji happy ending!
    Tapi nyesekk liat myungsoo yg mengalah demi kebahagiaan minho dan jiyeon ㅠㅠ
    Bener2 gak tega saya ninggalin myungsoo sendiri,, dahh nyusul ama saya ajah,, *tebar undangan #plakkk 😀
    ff nya bagus thor,, lucu dan bikin nyesek slama baca part 2 ,,sempat ngira minji gak jadi.. Eh malah myungsoo nya *ahh nyesek lagi
    Ditunggu ff minji berikutnya ya, thor! 🙂

Tinggalkan Balasan ke Zi Batalkan balasan